Kata Pesan

SELAMAT DATANG DI DUNIA CERPEN KARYA SISWA MAN TULUNGAGUNG 1

Sabtu, 17 Maret 2012

SAMPAH KAU DAN DIA


Oleh Agus Ali Imron al Akhyar
 
Diamlah diri dalam kehidupan ini, serasa sepi bagi dunianya, dirinya sangatlah beruntung masih punya hati, kumpulan sampah-sampah kehidupan ini berdiam diri dalam lorong-lorong kesunyian diri. Betapa tidak, dia hanya mengisi hari-harinya dengan seteguk air dari comberan yang dia lihat, pada siapa dia hanya mengadu, kecuali Allah Saw., yang dia lihat dalam hati dan jiwanya. Tutur katanya tidak bisa dipahami orang lain, kecuali dia sendiri dalam kebodohan orang berkata padanya.
Air matanya setiap hari selalu mengalir, mengalir di pipi keriputnya, hingga membentuk aliran laksana sungai yang tidak pernah akan tandusnya. Setitik demi setitik dia memuji akan keAgunganNya. Tuanya sudah membawa kenikmatan dia dan DIA. Melihat dunia sudah seperti sampah, hingga dia berada ditumpukan sampah-sampah dunia, hingga sampah itu dia lihat sedang diperebutkan oleh kawannya, saudaranya, bahkan dirinya kadang juga sedikit terbelesit dalam hatinya untuk mengejar sampah itu, tapi syetan selalu diusir dengan kerinduanNya dan dia merasakan.
Usianya kenikmatan dalam sampah memang tidak akan pernah terasa, selalu terasa kurang, kurang, dan kurang, ingin selalu memenuhi keinginan kekurangannya, dia akhirnya pergi selama-lamanya dengan tanpa membawa sampah dunianya, dia membawa sampah yang baik untuk ibadah kepadaNya, ingatlah sampah ada juga yang bisa didaur ulang, agar kita bisa beribadah dengan sampah kebaikkan.


Karangrejo, 08 Maret 2012   |  22:17
Bila waktu aku tunggu DIA dan MalaikatNYA

Selasa, 06 Maret 2012

Lovely


Nayah IPS Unggulan
MAN Tulungagung 1 


Semenjak ayah meninggal satu tahun yang lalu, kehidupan keluargaku berubah drastis. Seorang pengusaha sukses yang selalu bergelimpangan harta seakan-akan sekarang berubah menjadi seorang penjual roti keliling. Sungguh aku tak menyangka bahwa kehidupan keluargaku berubah seperti ini. ibuku yang dulu suka shooping kini harus di rubah menjadi seorang ibu rumah tangga yang harus pintar mengatur putaran ekonomi keluarga kami. Aku Silvia Margadiana, yang dulu adalah seorang cewe’ cantik yang jadi rebutan para cowo’-cowo’ di sekolah, sekarang harus berkumpul dan mulai beradaptasi dengan sekolah dan temen-temen dari kalangan bawah. Kakak ku Rendy Wibilaksono, seorarng cowo’ one millions yang jadi inceran para cewe’-cewe’ matre, sekarang harus berfikir seribu kali untuk dapat mencukupi kebutuhan hidup,dan harus merelakan cap one millions man yang ada pada dirinya menjadi cowo’ cupu yang tampil sebagai cowo’ biasa tanpa embel-embel. Sungguh mengenaskan.
            Seperti biasa semenjak ayah meninggal, aku dan kakak menyiapakan roti yang akan kami kirim ke warung-warung terdekat atau kami kirim ke pedagang yang akan berjualan di daerah lain. Malamnya roti itu di buat ibuku. Penghasilan yang kami terima dalam jualan ini tak sebanding dengan hasil usaha sewaktu ayah kami masih ada. Setiapa harinya maksimal kami hanya memperoleh uang Rp.200 ribu, itupun kalau dagangan kita laku habis terjual. Kalaupun enggak paling tidak Cuma dapet Rp. 150 ribu. Ya Tuhan… apakah ini cobaan untuk keluarga kami yang selama ini tak pernah mengingatmu karena harta.
            “vi…kamu antar roti ini ke toko depan itu ya?” ucap ibu sambil menyelesaikan membuat roti.
“toko depan? Itukan toko gede bu…rotinya aja kwalitas terjamin. Mana mungkin roti kita laku di jual di sana? Siapa juga yang mau beli?” bantahku.
“udahlah…kemarin ibu udah nego sama pemiliknya, dan katanya dia setuju. Tapi jangan banyak dulu ngordernya, takut nggak laku. Dikit-dikit aja, nati kalau emang laku baru kita ngorder banyak...gimana?”
“boleh bu…nanti Silvi coba ya? kak Rendy mana, belum bangun?”
“udah, kakak mu udah berangkat katanya ada tambahan pelajaran. Jadi kamu dobel ya ngordernya?”
“nggak pa-pa bu…berangkat dulu ya?”
****
            Toko itu bagiku lumayan besar, nggak nyangka rotiku bisa masuk ke sini. Berkat kegigihan ibu. Andaikan ibu punya uang banyak, mungkin bisa buka toko roti segede ini. tapi tak mungkinlah, sekarang hidupku sudah tak seperti dulu.
            “mbak…cari siapa? Mau beli roti?” ucap seorang lelaki di depanku.
“e..anu mas,enggak mau nitip ini.” jawabkau langsung meninggalkannya.
“mbak tunggu! Roti dari siapa ini?” teriaknya. “bilang aja dari ibu Margadiana.”
Seketika lelaki itu bingung, mungkin dia berfikir nama sebaik itu menjadi penjual roti keliling.
            Siang ini aku sengaja tak langsung pulang, aku coba mampir ke café tempat dulu aku nongkrong. Mungkin aku di sana bisa nyantai dikit setelah sibuk sama aktifitasku. “hai! Kok sendiri?” tiba-seorang lelaki mengagetkanku.”hai  juga,lhoh! Kamu kan yang…
“iya, aku yang ada di toko tadi. Nama kamu siapa? Aku Oki.” Senyum yang manis keluar dari bibirnya. Sungguh aku tak pernah mendapatkan senyuman setulus ini. “aku Silvia,panggil silvi aja.” “oke, ngomong-ngomong ngapin di sini sendiri?”
“enggak, pengen aja lagi nyantai aja.”
            Kita semakin deket,seketika itu tiba-tiba aku menatap seorang cowo’ yang tak asing bagiku. Ya. kak Rendy, ngapain dia di sini,dan sama siapa dia?
Aku melihatnya sedang bertransaksi sesuatu dengan orang yang nggak aku kenal. Ku coba dekati dan seperti yang ku duga. Kak Rendy berteman dengan bandar. Ya Tuhan…
“vi, ngliatin siapa?”
“ki,kamu mau nggak bantuin aku?”
“apa?”. “ikut aku,kita buntutin dua orang itu.”
            Aku tak menyangka kakakku berbuat seperti itu. Menjadi seorang bandar adalah seorang pecundang yang pernah aku kenal, dan itu terjadi pada kakakku. Seseorang yang ku kenal baik dan perhatian, kni menjadi seorang pecandu plus pengedar. Aku tak tahu rasanya jika ibu tau ini semua. Aku bingung harus ngapain,aku harus ceritakan semua ini sama ibu atau harus aku selesaikan ini semua seorang diri. Aku tak bisa. Ya. aku harus membicarakan semua sama ibu, apapun yang terjadi.
“kak Rendy, stop!”
“Silvi?! Ngapain kamu di sini? Pulang kamu! Pulang! Kamu nggak akan ngerti ini semua.!” Bentak kak Rendy.
“apa maksud kakak? Ngapain kakak di sini, dan siapa dia? Kakak bandar?.” Tanyaku langsung tanpa mikir.
“kamu itu masih kecil, nggak ngerti semua ini. ini demi kebaikan kita semua. Tanpa ini kita nggak bisa makan. Paham!!”
“Rendy!! Maksud kamu ngomong kayak gitu apa!”. Aku nggak nyadar bahwa semenjak tadi ibu berada di belakang kami. Dan nggak ku sangka lagi ibu sudah tau semua tentang kak Rendy. Aku, kak Rendy dan Oki hanya dapat diam. Oki yang sedari tadi diam sekarang angkat bicara.
“Ren, kenapa kamu nglakuin ini? apa kamu nggak mikir kalau kamu masuk ke dunia narkoba. Masa depanmu hancur Ren, apalagi kalau kamu udah ketergantungan. Kamu nggak kasihan sama ibu, sama Silvi. Mereka sayang kamu, mereka cinta kamu. Dan hanya mereka yang mempunyai cinta dan kasih sayang tulus sama kamu.” Penjelasan Oki membuat ibu langsung menumpahkan air matanya.
“udah! Nggak usah pada cengeng, dasar manja! Kalian tau aku nglakuin ini, karena aku stres. Aku nggak bisa nerima ini, aku nggak kuat nglakuin ini semua. Aku pengen kayak dulu. Pengen hidup enak, pengen semuanya kembali. Aku pengin kaya. Satu lagi, aku pengin dapat perhatian dari ibu. Ibu sudah cukup sibuk dengan membuat roti, roti, dan roti!!”
“Ren, kekayaan itu bukan segalanya. Keluargamu itulah segalanya.”
“Ren, ibu tau. Ibu terlalu sibuk dengan ini. ibu tak pernah memperhatikan kamu. Ibu mohon kamu hindari obat-obatan ini.”
“iya kak,Silvi mohon. Cuma kakak sama ibu yang Silvi punya saat ini. Silvi nggak mau kehilangan kakak.”
“cukup!! Sekarang aku pengen hidup sendiri tanpa kalian.”
            Seketika itu kak Rendy pergi meninggalkan kami, tanpa mempedulikan ibu yang lemas jatuh tersungkur melihat kak Rendy yang berubah.
Sekeji itukah kakak ku? Hanya dengan mengkonsumsi obat haram itu kak Rendy seketika berubah menjadi orang yang paling aku benci. Kelakuannya memakai barang haram tesebut, ketidak patuhannya dia kepada ibu membuat aku marah dan muak dengannya. Hanya Oki sekaranglah yang bisa memahami perasaan ku. Dia dapat membantuku mengurangi beban ini.
            Aku tahu, dari dulu kak Rendy memang kurang perhatian dari ibu maupun ayah, mereka semua sibuk dengan urusan mereka sendiri tanpa mempedulikan perkembangan anaknya. Hingga sampai saat ini, sampai ayah meninggal ibu tetap sibuk mencari harta tanpa memperhatikan kami. Mungkin itulah sebabnya kak Rendy mencari ketenangan dengan cara yang salah hingga dia ketergantungan sampai separah ini,
****
            Setahun telah berlalu. Dan satu tahun  itu aku habiskan dengan hidup bersama ibu saja dan mulai melakoni hobiku sebagai penulis. Diam-diam aku mengirimkan hasil karyaku ke penerbit dan itu berbuah positif. Lama-lama kehidupan ekonomi kita mulai bangkit. Usaha roti ibu meningkat drastis semenjak bekerja sama dengan mama Oki. Aku mulai sering membuat karyaku untuk ku terbitkan lagi. Dan aku dengan Oki menjadi seorang yang bisa saling mengisi satu sama lain.
            Kak Rendy, dia…
Aku sempat mendapat kabar tentang dia, kalau dia sekarang menjalani rehabilitasi di salah satu tempat untuk pecandu narkoba. Dan tak kusangka lagi dia ternyata bisa menjadi pewaris bakat ayah menjadi seorang entrepreneur sukses. Sebenarnya aku masih mengharapkan dia kembali, bersama dengan kami menjalani hari-hari kami dengan senyuman dan kelengkapan. Tapi… mungkin dia masih ragu untuk pulang. Mungkin dia takut kalau aku dan ibu belum bisa menerima dia lagi.
            Kak… seberapapun kejahatan yang kakak perbuat, kakak adalah kakak ku, dan kakak adalah putra Wibilaksono. Kami semua akan selalu menerima kakak dengan tangan terbuka…

Sabtu, 03 Maret 2012

Kado Terpahit


 Karya Astutik
Guru MAN Tulungagung 1

 
Kamar  bercat  krem  yang berukuran 2,5 x 4 m itu masih menyala lampunya, pertanda penghuninya masih terjaga…Larasati   gadis manis yang masih duduk di klas X SMA terfavorit di kotanya… kalo nggak main lepi  ya belajar kegiatannya sehari-hari kalo sudah di kamar pribadinya  .Di rebahkan  badannya di kasur empuk karena merasa letih badannya seharian beraktifitas di sekolah yang aktif di kegiatan OSIS.Menerawang sambil melamun dia karena besuk hari ulang tahunnya, ya.. .besuk pas hari ulang tahunnya,usia bertambah sekaligus berkurang begitu bisik hatinya……………..Hari kemarin adalah kenangan, hari ini adalah kenyataan, hari esuk adalah harapan……………
            Pintu kamar,cendela   di bukanya karena sudah harus sholat subuh….alangkah kagetnya di ruang depan kamarnya sudah tersedia kue tart  rasa coklat kesukaannya hadiah  dari orang-orang yang mengasihinya  dari ruang sebelah sudah ada keluarganya yang siap-siap mengejutkannya…………………………….
SELAMAT ULANG TAHUN SEMOGA PANJANG UMUR,murah rejeki dan selalu dlm lindungan ALLAH…amin….suara keras yang mengejutkan Larasati..ya..suara orang-orang yang slalu di hatinya….” Trimakasih  papa,mama dan juga adikku tersayang….”di ciuminya Larasati bergantian oleh keluargannya.
Gembira campur haru hati Larasati karena begitu perhatian orang-orang yang ada di sampingnya.
            Mobil Inova biru  yang ber No Pol   L  4  RAS  sudah siap mengantarkan Larasati sekolah, alunan musik syahdu yang mengalun di mobilnya membuat dia terlena..nggak terasa mobil sudah berhenti di depan SMA tempat Larasati mencari ilmu……”Dah ya Pa..Laras sekolah dulu” begitu ucap Laras sambil mencium tangan papanya, buka pintu mobil dan langsung ngloyor masuk pintu gerbang sekolahnya.Teman-temannya sudah menunggu di kelas..mau bikin kejutan buat Laras…………”Selamat Ulang Tahun….imut..” begitu suara teman-temannya hampir bersamaan,si imut karena Laras paling muda di kelasnya.”Trimakasih-trimakasih teman semua” dengan wajah girang Laras menyambut ucapan teman-temannya.
            Saat istirahat di buka lepinya langsung buka facebook nya…walah..banyaknya ucapan selamat buat dia dari teman-teman facebooknya….Tapi Laras sempat kecewa karena Panji sahabat  setiannya nggak ada ngirim sesuatu di dindingnya…Lupa atau sengajakah Panji berbuat seperti itu,begitu gumam Laras.
Laras pulang sekolah ..mobil  inova biru sudah menunggu di halaman sekolah….”Singgah kemana ini,apa langsung pulang?” begitu tanya papanya….” Langsung pulang aja Pa”  begitu jawab Laras  dengan lesu,”Ngapain kok ggak semangat sih?”  Nggak pa pa “jawab Laras singkat.
            Hati Laras galau…. ucapan yang slalu  di tunggu dari Panji sampai siang ini nggak ada.,orang yang selama ini perhatian..disaat ulang tahunnya meninggalkan begitu saja.Laras kesal campur sedih….ternyata Panji  benar-benar lupa dengan hari ulang tahunnya………..
            “ Laras makan dulu nak,mama bikin masakan kesukaanmu” ucap mamanya mengagetkan lamunannya “ Iya ma,entar aja aku masih kenyang” jawab nya dengan malas.
“ Loh…bilang  papamu pulang sekolah tadi nggak  singgah di rumah makan kesukaanmu,apa nggak lapar kamu ? “ Iya ma entar aja” jawabnya dengan ogah-ogahan” Entar lapar loh,masak suruh makan  nggak mau,….. ini lo Pa anakmu nggak mau makan! “ seloroh mamanya dengan mengadu ke papanya………” Biar aja entar kalo lapar kan makan juga” jawab papanya dengan penuh kesabaran…
            Hp selalu di genggamnya,berharap ada sms ucapan selamat dari Panji..ternyata Hp berbunyi tanda ada sms masuk..dibukanya HP dengan casing hitam….ternyata benar sms dari Panji…tapi isinnya jauh dari harapan Laras….”Jangan pernah lagi merindukan aku,biarlah penderitaan karena kerinduan ini akan ku tanggung sendiri” begitu bunyi sms Panji..Lunglai seketika badan Laras…hancur..hancur dan hancur.Tapi Laras harus tetap tegar mungkin jalan ini yang terbaik untuk persahabatan kita…tak terasa Laras menitikkan air mata,di usapnya pelan-pelan ketika adiknya mendekatinya,malu kalo ketahuan menangis karena hal yang nggak penting.Sinta adik Laras tahu kalo kakaknya habis menangis…..” Maaa…..mbak  Laras nangis” teriak adiknya mengadu ke mamanya,mamanya langsung keluar kamar karena mendengar teriakan Sinta….”Ada apa sih ribut-ribut” tanya mamanya  “Ini lo ma….Mbak  Laras habis terima sms dari Mas Panji langsung nangis “ Ada apa sih Laras ….kok nangis?” tanya mamanya dengan lemah lembut.
Laras nggak mau menjawab ,dia langsung masuk kamar trus di kuncinya.Mamanya bingung ada apa gerangan  di saat ulang tahunnya si Laras malah murung…nggak ceria seperti biasa……..
Larasati terus bermalas-malasan di kamarnya…” Laras ayo keluar nak..waktunya sholat Ashar” suara mamanya sambil ngetuk pintu kamar Laras.Tidak ada jawaban dari dalam kamar,  akhirnya Laras keluar kamar juga ,dengan wajah murung Laras ambil handuk warna biru kesukaannya.”Ada apa sih ?” tanya mamanya dengan penuh keheranan,Laras tetap nggak mau menjawab…………..
            Di buka lepinya.. membuka FB siapa tahu Panji nulis status di FBnya…dibacanya status Panji..begitu tiap hari kerjaan Laras………Rasa sepi menyelimuti hati Laras senda gurau dan canda tawa Panji tiada lagi………….Laras hanya bisa membaca status Panji aja……………….
Begitu tega Panji berbuat begitu di saat aku berulang tahun …bisik Laras dalam hati…….
Tapi Laras adalah gadis yang nggak mudah rapuh..dia tetap semangat………………………
            “ Di antar papa atau naik motor sendiri?” begitu tanya papanya ketika Laras sudah siap mau berangkat ke sekolah..” Naik motor aja pa aku” jawab Laras dengan rasa hormat
“ Baiklah hati-hati di jalan,berdoa dulu ya,semoga Allah selalu bersama kita amin” begitu ucap papanya yang juga siap-siap ke kantor…..”Heh……ngapain nglamun” bentak Nona teman sekelasnya  .Laras nggak bisa membendung rasa kecewanya ,dia langsung nangis di pelukan Nona………Laras menceritakan apa yang dia alami…” Alah ngapain dipikir sih ..gitu aja cengeng, masih banyak kok sahabatmu..nggak cuma si Panji kannnn?” hibur Nona …………………………….
Hari demi hari dilalui Laras tanpa semangat….tapi Laras harus kuat…… harus sukses… nggak boleh lemah…Apa ya yang di lakukan Panji saat seperti ini,tanya hati Laras…
            Laras seakan nggak terima kenyataan bahwa Panji nggak lagi berkomunikasi dengannya……..setiap memegang Hp sebenarnya Laras mau sms Panji,tapi rasa itu di urungkannya demi gengsi…sampai kapan keadaan seperti ini akan bertahan…………….
            Hari Minggu tiba,mobil sudah di siapkan…………”Ayo ma kita jalan-jalan biar Laras nggak murung terus” begitu ajak papa ke mama Laras……….”Ayo anak-anak mandi dulu,papa mau ajak kita jalan-jalan” seru mamanya……” Horeeee…hore..” suara Sinta nggak kalah nyaringnya…………
Beda dengan Laras  yang selalu di selimuti rasa murung karena Panji nggak lagi mau sms padanya,tanpa ekspresi dia nurut aja ..mandi…terus bergegas masuk kamar lagi…………….
            Di mobil Laras tetap diam seribu bahasa sepanjang perjalanan  tetap murung…………..
“ Ada apa sih kok murung terus?” mamanya membuka kran hati Laras yang tersumbat…….
“ Biasa ma anak papa dah mulai puber,kayak mama nggak pernah muda aja”  sambung papanya sambil membetulkan kaca mata hitam yang  di kenakannya. “ Ah…papa….” Jawab Laras dengan tersipu malu.
“ Dah sampailah di tempat tujuan” ucap papanya sambil  ngerem mobilnya  “ Loh ..kok kesini pa?” tanya Laras  “Iya kita makan-makan aja di sini,nikmati kebersamaan selama seminggu kita beraktifitas” begitu ucap papanya dengan bijak………..Tapi hati Laras nggak bisa di bohongi ,dia tetap galau karena Panji masih belum mau berkomunikasi dengannya.Laras menggerutu dalam hati….bener-bener ini kado terpahit buat aku,di saat hari ulang tahunku rasa kecewa menyapa..
            Harapan dan harapan di panjatkan semoga semua cepat berlalu…………ternyata betul……………Panji sms yang menanyakan tentang kabar Laras…..plong hati Laras sedikit berbunga karena Panji sudah mau berkomunikasi…………..Panji ternyata nggak betah……kalo nggak komunikasi dengan Laras…Akhirnya Laras ceria seperti hari biasanya………………….
“ Waduh…anak papa kok sudah seneng kelihatannya” ucap papanya sambil ngeledek Laras
“ Iya dong pa…..bilang papa hidup harus di nikmati dan di syukuri apapun yang terjadi” begitu jawab Laras sambil meluk papanya.” Bagus ..anak papa harus tegar,harus sukses nggak boleh loyo” sambung papanya sambil menatap mata Laras tajam-tajam  ……….” Kayak apa sih pa,papa dulu ketemu sama mama “ tanya Laras setengah meledek….” Tanya aja sama mamamu,inget betul beliau itu” jawab papanya sekenanya.Akhirnya Laras tahu hidup adalah sebuah pilihan,susah dan senang semua tergantung hati masing-masing………………………………………….

TEKS, KALIMAT, DAN TINDAKAN


Oleh Agus Ali Imron al Akhyar


           Kita tentunya sering melihat, bahkan membaca yang namanya teks tulisan. Setiap manusia pasti sering membaca, tentunya membaca teks tulisan, baik secarik kertas, buku bacaan, maupun tulisan peraturan atau tata-tertib yang terpajang didinding. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1655) pengertian teks adalah (a). Naskah yang berupa kata-kata dari pengarang; (b). Kutiban dari Kitab Suci untuk pangkal ajaran atau alasan; (c). Bahan tertulis dasar untuk memberikan pelajaran, pidato, dan sebagainya; (d). Wacana tulis.
Tentunya apa yang ada dalam teks tersebut disertai dengan rasa tanggungjawab sepenuhnya. Sebab dari teks itu akan memunculkan sifat karakter bagi yang membacanya. Teks yang tertulis akan menimbulkan sisi positif atau negatif, hal tersebut tergantung pada yang membuat teks. Memberi asupan positif dari sebuah teks, tentu dengan menggunakan kalimat yang jelas, tegas, lugas, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Didalam teks harus tersusun dengan kalimat yang baik, dan positif. Sebab dari kalimat yang tersusun baik dan mudah dipahami, akan membuat pembaca atau yang bertindak akan mudah untuk menerjemahkan dalam wujud perilaku. Menurut Siti Annijat Maimunah (2011:1) pengertian kalimat adalah suatu bagian ujuran yang didahului oleh kesenyapan dan diakhiri oleh kesenyapan sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Dapat juga dikatakan, kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang sekurang-kurangnya terdiri atas subyek (S) dan predikat (P).
Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran atau perasaan; perkataan; ling satuan bahasa yang relatif berdiri sendiri, mempunyai intonasi final dan secara aktual atau potensial terdiri dari klausa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:665). Sehingga sebelum kita menuangkan dalam teks yang baik dan mudah dimengerti, setidaknya kita membuat dan menata kalimat yang baik, agar mudah dipahami.

Teks Kearifan Pribadi
Teks yang biasanya terpajang diberbagai tempat pajangan, seperti di rumah, lembaga pendidikan, atau pondok pesantren, seperti yang sempat penulis ketahui, diantaranya; Ojo Dumeh, Pakulinakno Pangucapmu Podo Karo Karepe Atimu, atau Tata Tentreme Ati Tatkala Eleng Marang Gusti, Sinebyar Sugeh Nangeng Mlarat Atine, Kuwi Ala. Nangeng Luweh Becik Nata Ati lan Urep Kanggo Ibadah Marang Gusti. Mekipun awalnya teks-teks tersebut terucap dari mulut para orangtua tempo dulu, tapi ketika dituangkan dalam teks akan menjadi bacaan yang positif.
Namun tidak hanya sekedar dibaca saja teks tersebut, melainkan diresapi secara makna dan lebih baik ketika diwujudkan dalam tindakan. Memang memulai dari diri sendiri itu sulit, akan tetapi yang namanya belajar tidak kenal putus asa. Teks kearifan lokal di atas, masih banyak lagi kearifan yang belum tertuang dalam teks.
Teks memiliki kedudukan yang penting, sebab daya ingat (pikir) manusia terbatas. Teks dalam kedudukan pribadi sangat penting, untuk catatan yang menertibkan prilaku keperibadian sendiri. Orientasi pribadi setelah memahami teks-teks tersebut untuk mengatur, dan menertibkan keperibadian diri agar memberikan kearifan keperibadian. Sehingga nilai-nilai yang tertanam kuat dalam kearifan keperibadian akan menjadi tonggak prinsip dalam diri. Dengan sikap yang positif dan arif, akan memberikan ketenangan dalam jiwa pribadi.

Ambheng Rembeng
(Ada masalah dibicarakan)
Makna yang terkandung dalam ungkapan ini adalah suatu anjuran untuk mengedepankan musyawarah atau dialog. Ungkapan ini berkembang pada masyarakat Madura dan masih digunakan oleh masyarakat Jawa Timur secara umum yang implementasinya masih tampak kuat, terutama untuk menyelesaikan masalah-masalah masyarakat yang berkaitan dengan kepentingan berkehidupan yang aman dan tenteram. (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2010:114).

Sehingga dengan adanya komunikasi yang baik dan intens, maka akan terbentuk sistem komunikasi yang positif, dan membangun kesinambungan dalam memecahkan permasalahan dan mencari solusi dalam kesepakatan, sehingga tidak akan terjadi kesenjangan sosial. Itulah salah satu teks yang dapat memberikan asupan energi positif untuk membangun kearifan kejiwaan keperibadian. Kearifan teks kalimat yang terkandung dalam tradisi budaya, dapat diaplikasikan dalam masyarakat pula, salah satunya wujud musyawarah.
Sehingga perlunya teks dengan kalimat yang baik dan mudah dimengerti, untuk menjadikan kearifan. Manusia tentunya memerlukan teks untuk menjadikan dirinya tertib dan mampu bijaksana, sesuai dengan kondisi yang ada. Teks yang baik akan menjadi sikap tindakan yang baik, manakala yang membuat teks tersebut juga mencerminkan sikap rasa tanggungjawabnya. Itulah fungsinya teks dengan kalimat yang baik, tindakan merupakan salah satu cara untuk menertibkan dan tanggungjawab.
Keanekaragaman ungkapan budaya ini pada hakekatnya adalah gagasan-gagasan dan kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri secara aktif positif dengan lingkungan hidupnya dan merupakan warisan budaya yang dapat menjadi acuan, pedoman ataupun petuah untuk mendalami arti kehidupan ini. Karena sesungguhnya, tata kebudayaan yang dibentuk manusia secara sekaligus membentuk tata kehidupan masyarakat. Di dalam tata kehidupan masyarakat yang berupa ungkapan-ungkapan budaya inilah terdapat harapan, gagasan, pemikiran yang positif dan nilai-nilai yang universal dan berlaku sepanjang jaman.


Karangrejo, 27 Februari 2012   |  22:06 WIB

Ingin Menulis?

Bagi siswa-siswi MANTASA GREEN yang ingin menuangkan karya tulisnya, baik cerpen, tulisan ilmiah, dan coretan hati, bisa juga kritik dan saran bisa dikirim ke email: mantasagreen@gmail.com.

Komentar Perasaan