Kata Pesan

SELAMAT DATANG DI DUNIA CERPEN KARYA SISWA MAN TULUNGAGUNG 1

Sabtu, 03 Maret 2012

TEKS, KALIMAT, DAN TINDAKAN


Oleh Agus Ali Imron al Akhyar


           Kita tentunya sering melihat, bahkan membaca yang namanya teks tulisan. Setiap manusia pasti sering membaca, tentunya membaca teks tulisan, baik secarik kertas, buku bacaan, maupun tulisan peraturan atau tata-tertib yang terpajang didinding. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1655) pengertian teks adalah (a). Naskah yang berupa kata-kata dari pengarang; (b). Kutiban dari Kitab Suci untuk pangkal ajaran atau alasan; (c). Bahan tertulis dasar untuk memberikan pelajaran, pidato, dan sebagainya; (d). Wacana tulis.
Tentunya apa yang ada dalam teks tersebut disertai dengan rasa tanggungjawab sepenuhnya. Sebab dari teks itu akan memunculkan sifat karakter bagi yang membacanya. Teks yang tertulis akan menimbulkan sisi positif atau negatif, hal tersebut tergantung pada yang membuat teks. Memberi asupan positif dari sebuah teks, tentu dengan menggunakan kalimat yang jelas, tegas, lugas, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Didalam teks harus tersusun dengan kalimat yang baik, dan positif. Sebab dari kalimat yang tersusun baik dan mudah dipahami, akan membuat pembaca atau yang bertindak akan mudah untuk menerjemahkan dalam wujud perilaku. Menurut Siti Annijat Maimunah (2011:1) pengertian kalimat adalah suatu bagian ujuran yang didahului oleh kesenyapan dan diakhiri oleh kesenyapan sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Dapat juga dikatakan, kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang sekurang-kurangnya terdiri atas subyek (S) dan predikat (P).
Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran atau perasaan; perkataan; ling satuan bahasa yang relatif berdiri sendiri, mempunyai intonasi final dan secara aktual atau potensial terdiri dari klausa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:665). Sehingga sebelum kita menuangkan dalam teks yang baik dan mudah dimengerti, setidaknya kita membuat dan menata kalimat yang baik, agar mudah dipahami.

Teks Kearifan Pribadi
Teks yang biasanya terpajang diberbagai tempat pajangan, seperti di rumah, lembaga pendidikan, atau pondok pesantren, seperti yang sempat penulis ketahui, diantaranya; Ojo Dumeh, Pakulinakno Pangucapmu Podo Karo Karepe Atimu, atau Tata Tentreme Ati Tatkala Eleng Marang Gusti, Sinebyar Sugeh Nangeng Mlarat Atine, Kuwi Ala. Nangeng Luweh Becik Nata Ati lan Urep Kanggo Ibadah Marang Gusti. Mekipun awalnya teks-teks tersebut terucap dari mulut para orangtua tempo dulu, tapi ketika dituangkan dalam teks akan menjadi bacaan yang positif.
Namun tidak hanya sekedar dibaca saja teks tersebut, melainkan diresapi secara makna dan lebih baik ketika diwujudkan dalam tindakan. Memang memulai dari diri sendiri itu sulit, akan tetapi yang namanya belajar tidak kenal putus asa. Teks kearifan lokal di atas, masih banyak lagi kearifan yang belum tertuang dalam teks.
Teks memiliki kedudukan yang penting, sebab daya ingat (pikir) manusia terbatas. Teks dalam kedudukan pribadi sangat penting, untuk catatan yang menertibkan prilaku keperibadian sendiri. Orientasi pribadi setelah memahami teks-teks tersebut untuk mengatur, dan menertibkan keperibadian diri agar memberikan kearifan keperibadian. Sehingga nilai-nilai yang tertanam kuat dalam kearifan keperibadian akan menjadi tonggak prinsip dalam diri. Dengan sikap yang positif dan arif, akan memberikan ketenangan dalam jiwa pribadi.

Ambheng Rembeng
(Ada masalah dibicarakan)
Makna yang terkandung dalam ungkapan ini adalah suatu anjuran untuk mengedepankan musyawarah atau dialog. Ungkapan ini berkembang pada masyarakat Madura dan masih digunakan oleh masyarakat Jawa Timur secara umum yang implementasinya masih tampak kuat, terutama untuk menyelesaikan masalah-masalah masyarakat yang berkaitan dengan kepentingan berkehidupan yang aman dan tenteram. (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2010:114).

Sehingga dengan adanya komunikasi yang baik dan intens, maka akan terbentuk sistem komunikasi yang positif, dan membangun kesinambungan dalam memecahkan permasalahan dan mencari solusi dalam kesepakatan, sehingga tidak akan terjadi kesenjangan sosial. Itulah salah satu teks yang dapat memberikan asupan energi positif untuk membangun kearifan kejiwaan keperibadian. Kearifan teks kalimat yang terkandung dalam tradisi budaya, dapat diaplikasikan dalam masyarakat pula, salah satunya wujud musyawarah.
Sehingga perlunya teks dengan kalimat yang baik dan mudah dimengerti, untuk menjadikan kearifan. Manusia tentunya memerlukan teks untuk menjadikan dirinya tertib dan mampu bijaksana, sesuai dengan kondisi yang ada. Teks yang baik akan menjadi sikap tindakan yang baik, manakala yang membuat teks tersebut juga mencerminkan sikap rasa tanggungjawabnya. Itulah fungsinya teks dengan kalimat yang baik, tindakan merupakan salah satu cara untuk menertibkan dan tanggungjawab.
Keanekaragaman ungkapan budaya ini pada hakekatnya adalah gagasan-gagasan dan kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri secara aktif positif dengan lingkungan hidupnya dan merupakan warisan budaya yang dapat menjadi acuan, pedoman ataupun petuah untuk mendalami arti kehidupan ini. Karena sesungguhnya, tata kebudayaan yang dibentuk manusia secara sekaligus membentuk tata kehidupan masyarakat. Di dalam tata kehidupan masyarakat yang berupa ungkapan-ungkapan budaya inilah terdapat harapan, gagasan, pemikiran yang positif dan nilai-nilai yang universal dan berlaku sepanjang jaman.


Karangrejo, 27 Februari 2012   |  22:06 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingin Menulis?

Bagi siswa-siswi MANTASA GREEN yang ingin menuangkan karya tulisnya, baik cerpen, tulisan ilmiah, dan coretan hati, bisa juga kritik dan saran bisa dikirim ke email: mantasagreen@gmail.com.

Komentar Perasaan