Kata Pesan

SELAMAT DATANG DI DUNIA CERPEN KARYA SISWA MAN TULUNGAGUNG 1

Kamis, 12 Januari 2012

SITI

Karya Trijono, S.S.
Guru Sejarah MAN Tulungagung 1


Beberapa detik, Abdul terpaku seperti tugu pahlawan di jembatan merah. Perempuan itu menatap penuh pesona pada sosok yang sedang berjalan didepannya. Ini pandangan yang jarang terjadi. Seorang perempuan dengan baju santai, rambut terurai melangkah dengan cueknya. Betul-betul sempurna. Abdul menggelengkan kepalanya dengan decak kagum, wajahnya, kulitnya, langkahnya semua begitu indah. Rasanya kalau boleh kumaklumatkan, hari ini aku jatuh cinta,......... gumamnya !! Ya,........, jatuh cinta bisik Abdul dalam hatinya. Tapi belum sempat dia menikmati pemandangan itu sepenuhnya, seseorang telah mengejutkannya. Tanpa, ba....bi....bu... orang itu menggelitik perutnya hingga dia melompat kegelian.

”wah, si mata keranjang, eh.........pikulan mulai beraksi, nich. Cek......cek...... sampai-sampai matanya melotot keluar dari porosnya,” ujar Dion si jahil. Alamak, baru kusadari mataku dari tadi melotot, seperti ikan mas koki, batin Abdul dalam hati. Senyum Dion, semakin mengembang dan menatap Abdul dengan pandangan menyelidik.

”Dasar jahil, tahu nggak kelebihan orang yang........mata keranjang dan suka melotot, seperti aku ?”, tanya Abdul dengan nada serius.
”Apa  itu, paling-paling tandanya mata mau lepas”.
”Bukan idiot, itu tandanya orang seperti itu, orangnya perhatian”, jawab Abdul sekenanya.
”Puih perhatian, sumpah mampus nggak makan pete kalau ada teorinya seperti itu,” sengahnya.
”Percaya atau nggak, emang begitu”.
”contohnya”?
”Aku sendiri, masak kambing........”, sahut Abdul tertawa.
”Iya, tahi kambing siapa yang buletin”.?

Dion ikut tertawa, suasana kampus yang lenggang terpecah dengan tertawa mereka. Mendadak Mbak Tiyas ikut nimbrung, ”emangnya tahi kambing, siapa yang buletin”?, tanya Mbak Tiyas sambil berlalu ke tampat jualannya. Dion dan Abdul tertawa ngakak. ”Emangnya gue pikirin”, sahut mereka serempak.

”Eh, idiot.........ikutan aja ngomongnya,” tukasAbdul dengan nada bercanda. `
Dion tertawa lagi, meskipun dikatai idiot oleh Abdul.
Dion , yakin Abdul tidak serius dengan ucapannya. Pembicaraan seperti tadi, tak lebih sebagai bagian dari keakraban mereka semasa SMA dulu. Apalagi sekarang mereka jarang bertemu, karena kuliah di jurusan yang berbeda. Apalagi kesibukan masing-masing. Sekali berjumpa mereka puas-puasin mengobrol diselingi canda yang mengelitik, seperti saat di SMA.
Tak terasa hari demi hari terus berlalu, dari waktu ke waktu. Bulanpun telah berganti. Dan bayangan tentang perempuan manis yang pernah melenggang dihadapan Abdul tak pernah pupus dari benaknya.

”wah.......wah.....lagi melamun ya mas”.
 ”Nggak”, Kemudian Abdul menoleh ke belakang, baru disadarinya, ia pernah mendengar suara itu. Dion,.......ya ?
”Busyet, kamu ngganggu orang yang lagi asyik ...... nggak bisa tenang sedikit, sih”, gerutu Abdul pada Dion sambil lempar batu kecil ke arah Dion.
”Sorry, ngomong-ngomong lihat gelagat kamu rasanya kamu mulai tertarik lagi pada cewek”, ? goda Dion.
”Hei broer, aku khan laki-laki normal, ” sergah Abdul
”Baguslah, soalnya terakhir ini aku pikir kamu pernah mengatakan, kamu benci semua cewek, kecuali ibu dan nenekmu”, ujar Dion sambil ketawa kecil.
”Eh, ngomong-ngomong kamu tahu nggak ada cewek baru cakep banget cuman namanya iitu lho, aku nggak tahan, Siti”, sambung Dion
”Bah, nggak tertarik, amit-amit deh kalau pacaran ama cewek kayak gitu.
Siapa namanya..........Siti ”, ejek Abdul
”Puih sombong kali kau, kamu saja namanya Abdul, ”sok cakep segala lagi.
Kamu belum lihat anaknya sih. Selangit, senyumnya, bodynya,........nggak kalah dengan bintang film. Lagian belum tentu anaknya mau ama kamu yang agak......” sahut Dion sambil menyilangkan jarinya di atas jidat.
”Sorry lha yauw, aku tidak berminat dengan cewek yang bernama Siti, apalagi aku sekarang lagi ”fall in Love”`ama cewek lain”, Tegas Abdul cuek.

Tengah-tengah mereka asyik berbincang-bincang, seorang cewek cantik berjalan dihadapan mereka degan cuek. Abdul merasakan suprise yang luar biasa. Cewek yang pernah membuatnya terjerat pesona tiba-tiba lewat begitu saja. Cewek itu nampak alami tanpa polesan di wajahnya. Dengan baju gombrong dan celana jean belel membalut tubuhnya, membuat kelihatan tomboy, maskulin. Dion dan Abdul seling berpandangan. Abdul terpesona untuk kedua kalinya. Jantungnya berdebar tak menentu. Abdul jatuh cinta, tampak pada sorot matanya yang berbinar-binar. Mendadak sikut Dion menusuk rusuknya. Abdul baru tersadar, ada seseorang disampingnya.

”Dio, itu cewek.....”, ujar Abdul tergagap-gagap.
“Udah tahu, emangnya bebek,”
“Maksudnya…..ya,…..maksudku cewek itulah yang membuat hatiku bertekuk lutut, je t’aime made moiselle”, ujar Abdul girang.
Dion cuman bisa melongo, melihat Abdul yang berubah menjadi gila dalam sekejap.
”Oh, Siti.......”, jawab Dion ringan.
Sekarang ganti Abdul yang melongo. Sejenak ia terdiam, kemudian tertunduk lesu.
”Masak iya cewek cakep seperti itu bernama Siti...”,? Kata Abdul dalam hati. Dion tertawa keras melihat wajah lesu sehabatnya itu.
”Tais-toi (tutup mulutmu).......gadis itu bukan Siti”, ujar Abdul bersungut-sungut.
”Ha...ha...ha...Abdul jatuh cinta pada Siti. Oh,....Siti....”, goda Dion sambil tertawa terkikik-kikik.
”Te’s follee (gila kau)......”, desis Abdul geram melihat ulah Dion mengejeknya.
”Sumprit nggak makan pete.......cewek itu Siti.....”, tutur Dion bersungguh-sungguh, tapi kali ini wajah Abdul tetap cerah walaupun mendengar nama itu disebutkan.
”Ah, apalah arti sebuah nama,....... yang penting aku cinta dia......habis perkara”. Jawab Abdul sambil tersenyum simpul.
”C’est drolle.....! (lucu) baru beberapa menit kamu sudah mengingkari kata-katamu sendiri”, kata Dion heran.
”Bado.....Siti......Siti......Siti, aku akan menyebut namanya terus sampai kugapai cintanya”, ujar Abdul dengan wajah bloon. Sekonyong-konyong.........ujug-ujug gadis yang ia sebut-sebut muncul begitu saja dihadapannya.
”Ada apa panggil-panggil nama saya”, sentak gadis itu ketus.
”Oh......nggak....Sa......Saa.....”, jawab Abdul tergagap-gagap. Dion tertawa  cekikikan melihat tingkah pola si Abdul itu.
”Abdul suka kamu Siti....”, timpal Dion sambil terus tertawa.
”Sorry, aku tidak biasa menerima ucapan cinta kacangan seperti itu. Dan lagi aku sudah punya Akhmad”, jawab Siti angkuh sambil menggampit lengan sesosok tubuh kekar yang berada disampingnya. Kemudian dengan wajah cuek cewek cantik dan pacarnya berlalu begitu saja tanpa pamit.

Kali ini wajah dua sahabat itu menjadi pucat, keduanya melongo tak bisa berkata-kata apapun, seakan lidah mereka tersekat di kerongkongan. Dan Abdul hanya bisa gigit jari menyaksikan pemandangan itu. ”Ah, ternyata Valentine kali ini kita tetap sendiri ya ”, ujar Dion. Abdul hanya bisa mengangguk lesu.

Catatan
Dari Seseorang
Yang lagi Bingung

NB :
Je t’aime : Aku Cinta Kamu
Made Moiselle : Nona
Tais-toi : Tutupi Mulutmu
Te’s Falve : Gila kamu
C’ese drole : Lucu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingin Menulis?

Bagi siswa-siswi MANTASA GREEN yang ingin menuangkan karya tulisnya, baik cerpen, tulisan ilmiah, dan coretan hati, bisa juga kritik dan saran bisa dikirim ke email: mantasagreen@gmail.com.

Komentar Perasaan