Kata Pesan

SELAMAT DATANG DI DUNIA CERPEN KARYA SISWA MAN TULUNGAGUNG 1

Kamis, 12 Januari 2012

MENJADI PENULIS YANG BAIK ADALAH MELIHAT KE LUAR JENDELA


Karya Trijono, S.S.
Guru Sejarah MAN Tulungagung 1


Menulis adalah proses memindahkan apapun yang menarik bagi penulisnya ke sebuah tulisan. Apa yang disebut ”Yang menarik”, bisa saja ”Yang Sangat Menarik”. Pembunuhan misalnya, atau sensus penduduk yang saat ini dilaksanakan oleh pemerintah. Tapi jika seseorang menulis sesuatu, justru apalagi dengan terpaksa, pastilah karena ada sesuatu yang apa boleh buat, akhirnya dipertimbangkan dan sebagainya, adalah seseuatu yang dilihat, didengar, dirasa dan dipikirkan, tak perlu dipilih lagi, bagaimana yang dirasa, bagaimana yang dipikir, segalanya dialami, sebagai totalitas, seperti hidup, kita tidak berpikir lagi, ”wah saya sedang bernafas nih”, atau ”wah, jantung saya sedang berdetak nih”, : kita hanya hidup saja.

Dengan kata lain, kita hanya bisa menulis karena kita ini hidup. Maksud saya,kehidupan adalah jendela penulisan. Tubuh kita adalah sebuah ruang yang jendelanya tertutup dan gelap bila kita tidak hidup (atau hidup tapi Cuma bengong). Jendela itu akan terbuka dan kita akan melihat mendengar, merasakan, memikirkan, merenungkan apa saja bila hidup itu kita sadari.  Penulisan adalah suatu bentuk kesadaran. Bahwa kesadaran itu tidak bisa punah dan ketidaksadaran berperan, itu soal nanti, yang penting : menulis itu sebetulnya sesederhana melihat lewat jendela dan yang saya sebut jendela kehidupan itu sendiri. Jarak anatar hidup dan ketidakhidupan, ternyata seperti mengedipkan mata. Menutup mata, gelap. Membuka mata terang. Tapi perbedaan hidup dan tidak hidup itu begitu besar, sehingga daun yang melayang menjadi sangat besar artinya jika disadari pemandangan itu tidak akan pernah kita saksikan jika kita belum pernah hidup. 

Kesadaran semacam itu membuat daun daun yang melayang ditiup angin dan berguling-guling dan terseret-seret di jalanan dan akhirnya terpojok menguning dan mengering di sudut yang sepi itu tanpa satu makhluk-pun memperdulikannnya menjadi sesuatu yang menarik. Ternyata pengalaman sehelai daun pun merupakan sejarah yang dramatis. Manusia yang sadar, menyadarinya. Seorang penulis, menuliskannya. Dengan begitu sebuah tulisan, yang menarik maupun menjengkelkan sepeti diktat kuliah, betapapun adalah sebuah jendela bagi orang lain yang matanya tertutup dan telinganya buntet, melihat daun tapi seperti tidak melihat daun, mendengar suara jeritan tapi seperti tidak mendengar suara jeritan. Mereka yang ingin menulis, selama ia bukan tidak hidup, tinggal melihat apa yang dilihatnya, mendengar apa yang didengarkannya, lantas menuliskannya. Tidak terlalu keliru jika dikatakan betapa menulis itu gampang. Yang tidak terlalu gampang adalah mempunyai sikap seorang penulis yang selalu melihat, selalu mendengar, selalu merasakan, selalu memikirkan. Untuk dituliskan : menjadi bagian  dari sistem kehidupannya. Sama seperti kita hidup, kita tidak berpikir, ”Wah, saya sedang hidup nih”. Seseorang yang ingin menjadi penulis yang baik tinggal melihat jendela kehidupannya dengan baik-baik, lantas menuliskan apapun yang dianggapnya menarik atau tidak menarik, dengan cara yang menarik maupun tidak menarik, keduanya menyumbang, keduanya mendapat tempat istimewa.

Semoga kau yang mau belajar menulis dapat merenungkan diri akan arti dan makna jendela.........?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingin Menulis?

Bagi siswa-siswi MANTASA GREEN yang ingin menuangkan karya tulisnya, baik cerpen, tulisan ilmiah, dan coretan hati, bisa juga kritik dan saran bisa dikirim ke email: mantasagreen@gmail.com.

Komentar Perasaan