Kata Pesan

SELAMAT DATANG DI DUNIA CERPEN KARYA SISWA MAN TULUNGAGUNG 1

Senin, 19 Desember 2011

Perempuan Tangguh itu Seorang Pedagang

Yuan Puspasari
XI IPS 2 MAN Tulungagung 1



Mbah Kartini itulah nama panggilannya, seorang nenek tua renta pedagang sayur di dusun Patoman, Gondang. Kehidupan yang beliau jalani begitu sangat berat. Dalam modernisasi seperti sekarang ini membuatnya harus menjalani pekerjaan seberat ini yang seharusnya dia menikmati masa tuanya dengan nyaman tidak seperti sekarang ini. Semua yang ia lakukan demi sesuap nasi, pantang baginya untuk meminta-minta pada orang disekitarnya. Setiap kali beliau berjualan caci-maki dari orang-orang yang berlalu di depannya, entah mengapa mereka memperlakukan nenek tua itu. Walaupun Mbah Kartini diperlakukan seperti itu tetap saja beliau menerimanya dengan ikhlas tanpa dendam. Tetap saja beliau baik pada siapapun yang membutuhkan pertolongan beliau sendiri juga membutuhkan uluran tangan orang lain.
Pulang dari berjualan dia menempuh jarak pulang yang cukup lama sekitar kurang lebih 2km, inilah sebuah perjuangan yang tidak mudah untuk dilakukan tetapi untuk Mbah Kartini seperti tidak ada beban sedikitpun. Dengan tertatih-tatih dengan membawa rinjing seolah langkahnya tidak pernah putus. Penjualan yang ia perolehpun tidak mencukupi untuk kebutuhannya makan pun ia jarang sekali, keuntungan yang ia dapat selama ini hanya sekitar Rp.100,- bagaimana bisa makan kalau dengan uang tak seberapa. Mungkin dia harus menahan beberapa hari untuk mendapatkan uang lebih barulah dapat makan.
Sungguh malang nasib Mbah Kartini dia begitu sangat menderita, hidup sebatang kara suaminya sudah meninggal diapun tidak mempunyai anak memang dulunya ia mengasuh seorang anak tetapi saat umur 5th meninggal dunia karena tertabrak mobil saat dia melintasi jalan. Inilah sebuah kehidupan tidak boleh kita sesali. Kenyataan memang sungguh pahit tapi bagaimanakah kita dapat menghadapinya.
Yang membuat beliau menahan rasa pahit dan memilukan seringkali tempat penjualannya dibobol maling sungguh tega sekali orang yang berbuat kejam padanya. Terkadang caci maki yang ia dapat sekarang ada orang yang membuatnya merugi. Bagaimana dia mau makan jika harus menelan kepahitan seperti ini terus-menerus. Dimanakah kepedulianku wahai saudara-saudaraku?? Masa tuanya yang seharusnya dapat dinikmatinya kini kenyataan yang harus ia terima membuat beliau tidak dapat menikmati semua itu. Walaupun penjualannya pas-pas-an tetap saja tidak pernah mengurungkan niatnya untuk menyambung hidup dan terus berjuang untuk bertahan. Beliau berkata,”Saya tidak ingin menyusahkan orang-orang disekitar saya.”
Sungguh sangat memilukan tidak kuasa melihatnya. Bagaimana perjuangan beliau, dengan tertatih-tatih pukul 05.00 pagi sudah berangkat menuju tempat dimana ia berjualan dengan jarak yang lumayan jauh tidak membuat beliau putus asa. Dengan penyakit tuanya dan gondok yang bersarang dilehernya tidak akan mematahkan semangatnya sedikitpun.
Ya Allah mengapa masih ada orang-orang seperti dia di bumi pertiwi ini?? Indonesia dikatakan sudah merdeka tapi mengapa masih ada segelintir orang yang hidupnya kekurangan. Berbanding terbalik dengan kita yang hidupnya serba berkecukupan, tetapi mengapa kita tidak pernah menyadarinya masih sering kali kita mengeluh bahwa masih kurang inilah-itulah cobalah kita tengok orang-orang dilluar sana yang banyak mengalami kekurangan.
Sadarilah kalian atas apa yang diberikan Allah pada kita bahwa itu semua nikmat yang sungguh patut kita syukuri. Dengan keadaan yang serba berkecukupan tidak seharusnya kita merasakan kekurangan. Allah sudah cukup adil pada diri kita dengan rezeki yang ada harusnya tetap menerimanya dengan ikhlas, syukurillah dengan mengucapkan Allhamdulillah… 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingin Menulis?

Bagi siswa-siswi MANTASA GREEN yang ingin menuangkan karya tulisnya, baik cerpen, tulisan ilmiah, dan coretan hati, bisa juga kritik dan saran bisa dikirim ke email: mantasagreen@gmail.com.

Komentar Perasaan