Kata Pesan

SELAMAT DATANG DI DUNIA CERPEN KARYA SISWA MAN TULUNGAGUNG 1

Rabu, 21 Desember 2011

CINTA YANG MENYAPA

Karya: RIA SEPTIANI
MAN TULUNGAGUNG 1/XII AKSEL(1)


Mentari mulai menyapa pagiku. Membangunkan tidurku yang nyenyak. Cahaya matahari yang cerah, namun tak secerah hatiku hari ini. Ku bangun dari tempat tidurku, melangkah menuju kamar mandi tuk cuci muka. Ku basuh pelan muka ini, dengan sabun halus yang mengusap wajahku. Ku menghadap kaca yang ada di depanku. Ku teringat dengan kejadian kemarin sore. Pelan-pelan air mata ini menetes di pipiku. Ku tersadar mungkin ini yang terbaik untukku.
            Aku menangis. Terbayang wajahmu yang slalu mendamaikan hidupku. Kekasih, hati ini belum bisa menerima untuk kehilanganmu. Hatiku hancur banget kala hati ini teringat dengan semua janji-janjimu. Tuhan, bantulah aku tuk melepaskan cinta yang terpendam dalam hati ini, kataku dalam hati. Aku sangat mencintainya. Belum pernah aku merasakan getaran cinta yang begitu dahsyat dalam hatiku. Baru kali ini aku merasakannya. Padahal, udah berulang kali aku bergandengan dengan cowok lain.
            Kupandangi muka yang musam ini di kaca yang tak pernah jenuh mendengarkan jeritan hatiku. Terasa sulit banget tuk melepaskan bayangannya. Kenapa dulu aku menyia-nyiakanmu?? Terasa menyesal banget aku melakukan kesalahan yang besar.
            Kumelangkahkan kaki menuju sekolahku dengan hati yang tak secerah mentari hari ini. Tak berapa lama kemudian akhirnya aku sampai didepan gerbang sekolah. Sebelum masuk ke area sekolah, tanpa sengaja mataku memandang kearah parkir sebelah timur. Kupandangi sesesok cowok tampan yang tak lain adalah Fandy. Dialah cowok yang selama ini telah aku sia-siakan cintanya.
            “Fandy. “ kataku dalam hati dan berharap dia akan menyapaku. Aku berjalan menuju ke kelasku yang ada di depan parkir itu. Aku harus melewat didepan Fandy. Aku menunduk nggak berani menatap Fandy karena rasa salahku ke dia. Aku teringat dengan kejadianku kemarin lusa di suatu tempat. Saat itulah aku dan Fandy memutuskan untuk berteman saja. Dialah yang memutuskanku. Aku merasa bersalah ke dia, dan malu rasanya teringat kejadian yang menyebabkan hubunganku ma dia berakhir.
            “Ini semua gara-gara Randy.” Kataku dalam hati kala inget dengan kejadian itu. Gara-gara dialah yang membuat aku putus dengan seseorang yang sangat aku sayangi. Ceritanya demikian.
*****
Saat itu adalah hari Minggu. Aku dijemput oleh Randy dirumahku. Dia memintaku untuk menemaninya di Studio musiknya. Sebagai temannya akupun menuruti ke mauannya. Akhirnya aku masuk ke mobilnya. Diapun melajukan mobilnya dengan kencang. Udah sekitar 15 menit kami belum sampai juga di studio itu.
            “Kita mau kemana sih? Katamu studiomu dekat dengan sini?” kataku pada dia.
            “Kita jalan-jalan aja ya. Aku bosen nih. Kamu mau kan nemenin aku ke tempat yang special?”
(aku terkejut mendengar kata-katanya.) “Tapi Ran. Ntar…” (Randy memotong kata-kataku.
            “Fandy. Cowokmu itu Udahlah Tan. Nggak usah mikirin dia. Dia nggakkan marah kok.” (aku diam nggak bisa ngomong apa-apa lagi.) “Lagian dulu kita juga udah pernah pacaran kan Tan? Masak semudah itu kamu nglupain aku?” kata Randy sambil megang tanganku. (shok abis.) rasa ini seperti tumbuh lagi. aku nggak tahu harus ngomong apa. Aku benar-benar bahagia kala inget masa-masa indah saat bersamanya. Aku lupa dengan pacarku. Ku nikmati saat jalan bareng dengan Randy. Kamu bercanda tawa. Hingga hpku bunyi. Ternyata Fandy menelfonku.
            “Siapa sayang?” Tanya Randy. Aku hanya menggelengkan kepala. Pasti Randy sudah mengerti dengan maksudku. Aku mengangkat telfon itu.
Fandy: “Kamu dimana?” (dengan nada yang agak marah. Aku terkejut mendengarnya.)
Aku; “mmm. Aku. Sayang, kamu marah ya?”
Fandy: “jawab dulu. Dimana kamu sekarang?”(Fandy semakin menjadi-jadi. Suaranya bagaikan singa yang kehausan darah. Baru kali ini aku mendengar suara Fandy yang marah.).
Aku: “Aku sekarang di taman sayang.(aku berusaha menenangkan Fandy yang marah-marah.) kamu jangan marah gitu donk. Kamu kenapa?”
Fandy: “ooh. Ternyata benar apa yang dikatakan orang-orang kalau kamu masih jadi cewek player. Iya? Bener?” fandy berkata dengan nada suara yang semakin meninggi. Rasa takutku semakin menjadi.
Aku: “Kamu ngomong apa sih?”
Fandy: “Aku dibelakangmu.” Seketika aku langsung menoleh ke belakang. Ternyata benar. Dia ada di depanku. Darahku seakan-akan berhenti mengalir. Bibirku tak bisa aku buka. Seluruh tubuhku seakan membatu. Aku pusing. Aku bingung dengan semua ini. Tiba-tiba muncul difikiranku untuk memegang tangan Fandy dan berkata “Maafkan aku.”. tapi tak semudah itu. Sebelum aku berkata sepatah kata, dia mendahuluiku. “Aku pengen kita putus.” Katanya. Jantungku seperti berhenti. Aku semakin membisu. Bibir ini seakan diformalin. Tak bisa gerak. Kaku banget. Aku benci dengan keadaan ini. Sebelum aku ngomong sekatapun, dia melangkahkan kaki pergi meninggalkanku sendiri. Aku tak bisa ngomong apa-apa. Baru kali ini aku diputuskan oleh seorang cowok. Baru kali ini pula aku merasakan cinta. Padahal bila dihitung-hitung, udah sekitar tiga puluhan kali aku pacaran. Bahkan itu lebih. Karena dulu waktu SMP, nggak pernah aku jomblo. Bahkan aku pacaran nggak hanya dengan satu orang cowok. Selalu tiga lebih. Baru kali ini aku pacaran dengan seorang cowok. Aku menolehkan pandanganku ke belakang, berharap aku mendapatkan dukungan dan hiburan dari Randy. Walaupun sebenarnya aku sudah tidak mencintainya lagi.
            Tapi ternyata Randy sedang berduaan dengan seorang cewek. Kurang ajar. Kataku dalam hati. “hari yang sangat sial.” Aku melangkahkan kaki untuk meninggalkannya.
***** kembali*****
Fandy tak memandangku sama sekali. Dia benar-benar benci aku. Aku takut kehilangan dia. Tapi apa dayaku, aku tak mungkin ngomong ke Fandy kalau aku sayang dia. Aku melangkahkan kaki menuju kelasku. Ku ikuti semua pelajaran hari ini tanpa semangat dalam diriku. Aku kehilangan setengah dari hidupku.
         Bel pulangpun berbunyi. Aku bergegas pulang. Sambil memasukkan buku ke tas, tiba-tiba sepucuk surat jatuh dari dalam lokerku. Kubaca surat yang bersampul pink itu. Dan kubaca isinya.
Bidadariku,
Kutunggu kamu di taman belakang sekolah sepulang jam pelajaran.
Aku berharap kamu mau menemuiku.

Pangeran semut
Aku bahagia banget menerima surat itu. Dengan cepat aku berlari menuju taman belakang sekolahku. Tapi apa? Sesampainya disana aku tak melihat seorangpun. Sepi sepi dan sepi. Aku duduk di sebuah kursi panjang tempat biasa aku duduk dengan seseorang yang sangat kusayangi. Udah sekitar 15 menit aku menunggu pangeran semut. Dia nggak datang-datang juga. Aku kesal. Akhirnya kuputuskan untuk meninggalkan tempat ini. Sebelum melangkah, aku dikejutkan dengan kehadiran seorang dengan membawa kue. Bersamaan dengan itu, ternyata banyak temanku yang berdiri dibelakangnya. Mereka menyanyikan lagu ‘selamat ulang tahun padaku.’ Aku terharu banget. Tak terasa air mataku menetes dipipiku. Pangeran semutpun menyanyikan lagu itu sambil membawakanku kue yang berukuran besar. Kue itu bertuliskan “HAPPY BIRTHDAY TO MY LOVE.” Disampingnya tertuliskan “1 TAHUN KITA” yach. Hari ini aku ulang tahun. Tepat tanggal 09 september 2011. Sekaligus setahunku menjalin hubungan dengan Fandy. Kasihku tersayang. Hidupku, dan semangatku.
            “Selamat ulang tahun ya SAYANG. Aku mencintaimu. Maafkan aku yang udah 2 hari ini membuatmu menangis. Aku cinta kamu. Dan hari ini pula, kita genap 1 tahun. Moga kamu bahagia.” Itulah kata yang tak aku duga. Kekasih yang sangat aku sayangi kembali dalam pelukanku. Akhirnya aku kembali dalam dekapan kasih sayangnya.
LOVE YOU FANDY, PANGERAN SEMUTKU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingin Menulis?

Bagi siswa-siswi MANTASA GREEN yang ingin menuangkan karya tulisnya, baik cerpen, tulisan ilmiah, dan coretan hati, bisa juga kritik dan saran bisa dikirim ke email: mantasagreen@gmail.com.

Komentar Perasaan